top of page
  • Writer's pictureTravelling Trilby

Berawal dari sebuah Kartu Pos

Updated: Sep 5, 2020

Gw bukan tipe orang yang suka beli oleh-oleh kalo lagi travel, tapi gw juga gamau pulang dengan tangan kosong. Jadi hal yang biasa menjadi buah tangan gw adalah 'Kartu Pos'. Dulu tahun 2015 - 2016 cara yang gw lakukan adalah gw akan mengirim Kartu Pos dari tempat gw pergi ke coffee shop favorit gw di Bandung : Cokotetra.


Sebenernya secara batin dikirimnya untuk diri sendiri, tapi melalui kartu pos itu gw akan cerita perjalanan gw dan state of mind gw saat sedang travel ke Cokotetra. Jadi semacam personal time capsule gitu. Tapi karena sekarang udah gak di Bandung dan beberapa kali kartu posnya gak sampai ke Cokotetra, jadinya kalau sekarang kartu posnya dibawa langsung aja ke rumah. *Tapi setelah dipikir-pikir, I think I need to continue that habit, I miss Cokotetra*


Anyhow di post ini gw mau cerita tentang bagaimana Tuhan punya caranya sendiri untuk mengabulkan angan-angan. Di cerita ini, angan-angan gw untuk bisa sampai ke Pulau Padar berawal dari sebuah 'Kartu Pos'.

I see myself in Labuan Bajo, it came true

As I mentioned above, biasanya gw akan travel lalu membawa buah tangan berupa 'Kartu Pos'. Tapi untuk Labuan Bajo, ini special case dimana gw dapet Kartu Posnya dulu baru dream come true pergi ke Labuan Bajo.


Di tahun 2015, gw datang ke suatu pameran namanya "Ganesha Exhibition Programme". Pameran itu menampilkan karya-karta foto dan video dari Liga Film Mahasiswa. It was an amazing work, tapi yang paling menarik mata gw adalah satu foto utama dari pameran itu.


Ya! Itu adalah foto Pulau Padar.

Itu pertama kalinya juga gw tau dan lihat ada tempat seindah Pulau Padar. Pertama kali gw sadar sama yang namanya Pulau Komodo dan Labuan Bajo. Gw lupa foto itu karya-nya siapa, tapi gw sangat mesmerized dengan foto itu dan gw sampai beli 'Kartu Pos' dari foto itu. Kartu Pos itu jadi semacam undangan untuk angan-angan gw.


3 Tahun berlalu, ternyata belum kesampaian juga ke Labuan Bajo. Kayaknya gw sempet lupa juga sih sama angan-angan Labuan Bajo itu. Sampai pada bulan November 2018, I was having a mental breakdown, and I realized that I haven't been having goals lately.


Crazy thing about goals and dreams are they give you the drive to achieve it. And it gets scary when those goals and dreams became true. Di tahun 2017 gw membuat semacam Bucket List and I don’t know what magic / miracles God has given me, I crossed it all out.


So, on 8th November 2018, I made a new bucket list (see original post here). First on the list "I see myself in Labuan Bajo"


Not long after, gw lihat post tentang kompetisi #Jalan2Jenius dan hadiahnya adalah ke Labuan Bajo. Honestly, gw sangat jarang mau ikutan kompetisi media sosial, tapi karena

it's all such a coincidence *Gw baru aja bertekad ke Labuan Bajo dan gw secinta itu sama Jenius dan Travelling*. Iseng-iseng lah gw coba ikutan.

You ever get that good feeling? Like you're confidence with something?

Saat itu entah kenapa gw merasa yakin bahwa semua diatur oleh Tuhan.


2 minggu berikutnya, keluarlah pengumuman pemenang kompetisi #Jalan2Jenius dan GILA BANGET!! I'm one of them! Saat gw dapet pengumuman, itu lagi acara Lunch & Learn di kantor ada Management Team, dan histerically aja gw berteriak.. (Walau habis itu gw dapet feedback, jangan diikutin yaa guys).


Anyway, it was worth it. Dan yang ada di kepala gw "Gila yaa.. Kalau Tuhan berkehendak, secepat itu bisa dikabulkan". I mean, just 2 weeks before I made the bucket list, and it came true.

Tau hal pertama yang gw pack untuk ke Labuan Bajo? KARTU POS PULAU PADAR


Sesampainya di Labuan Bajo, gw sangat gak sabar untuk ke Pulau Padar. Kayak hal yang gw angan-angankan akan segera muncul di depan gw. Takut rasanya, takut cuma mimpi.

I pinch myself several times sambil mikir "Ini beneran gak sih gw disini?! Ini mimpi bukan sih?"


And finally there I was, dengan kartu pos yang sudah agak pudar karena sudah 3 tahun tuanya, berdiri di spot yang gw rasa tempat dulu fotografer itu berdiri, memandangi pemandangan yang gw angan-angankan sejak dulu. Ternyata Pulau Padar jauh lebih Indah dilihat langsung.

Gw nikmati momen itu, menghirup udara sedalam-dalamnya, memandang sejauh-jauhnya.

Seolah Tuhan dengan sengaja ingin memamerkan keindahan ciptaanya.


Jujur gw lupa siapa fotografer misterius dari Kartu Pos Pulau Padar itu, tapi gw ingin berterima kasih. Karena foto anda, saya bermimpi, dan saya akhirnya sampai disana.

Berawal dari sebuah 'Kartu Pos', undangan untuk sebuah angan-angan.


An Idea:

Dari pengalaman ini gw semacam punya ide. Kalau kalian ada yang lagi travelling dan mau, feel free to send me postcard and tell me your story. Gw bakal seneng banget dan gw akan menganggap Kartu Pos itu sebagai undangan bucket list untuk pergi kesana. Likewise, please tell me if you're interested, Gw akan kirimin kalian Kartu Pos dari tempat gw travel, dan hopefully itu juga bisa jadi semacam undangan bucket list buat kalian.


To end this post, I hope this personal story of mine can entertain or inspire you. I sometime can't believe it either, but occasionally dreams do come true and it's scary. So, there's no harm to start making your bucket list now? Tell me, where's your 2019 destination plan?


On my next post I plan to uncover the destination in Labuan Bajo. The place is so much more than Pulau Komodo and Pulau Padar, so visit my blog soon. Hasta La Vista!


95 views

Recent Posts

See All
bottom of page