top of page
Writer's pictureTravelling Trilby

Malam dingin yang hangat

Gunung Prau, 15 Agustus 2020, 2565 mdpl


7 orang yang dipersilahkan oleh waktu dan tempat, bertukar cerita dengan acuhnya seputar hidup, zodiak, patah hati, jodoh, pernikahan, dan cita-cita. Diskusi tentang menjadi dewasa seakan memecahkan teka teki silang. Entah ini kali keberapa gw menjadi saksi bahwa sejatinya manusia cenderung jujur kepada orang asing.


Tulisan ini, entah kau sebut bait, puisi, prosa, atau pantun, terinspirasi dari obrolan ngalor ngidul penghuni tenda di suatu malam dingin yang hangat.


Pandai Berlari, Tak Pandai Pindah

Seorang gadis kuat untuk berlari

Seorang gadis juga kuat untuk mendaki

Tapi tak kuat menghapus fotomu?

Berkat cuekmu yang ambigu

Masih ragu atau serius?

Persetan kau Aquarius!



Pembelaan Aquarius

Apa salah membalas mata? Apa salah menanggapi goda?

Dianggap pehape, padahal baik itu pahala

Lagi lagi dituduh gak punya hati, padahal Aquarius berempati

Hanya tampak ramah tapi tak terjamah

Bukan maksud begitu… We’re just not that into you


Teori Bumi Kotak

Aku percaya bumi itu bulat

Tapi kenapa isinya sangat senang mengkotak-kotakan?

Seperti berpikiran datar saja


Mandiri tak ingin Sendiri

Mandiri bukan berarti ingin sendiri

Dia mandiri, agar bisa jaga diri

Sehingga berani keliling negeri

Dan berani pulang di malam sepi

Mandiri bukan berarti tak butuh pendamping

Malah yang mandiri, paling menanti tuk dibimbing

Menunggu dia yang setia jalan di samping

Dan sedia melindungi diri dari para bajing

Cukup satu peristiwa bisa membuat yakin,

Entah satu musibah di pasar senin

Atau tangis dari bacaan surat yasin

Bahwa ternyata… Mandiri juga butuh rasa terjamin


Jodoh itu berbatas waktu

Aku meyakini bahwa jodoh itu berbatas waktu

Barisan para mantan dari masa lalu

Bisa saja memang jodohmu pada satu batas waktu

Yang harus tutup buku, dan mulai lembar baru

Jangankan kisah cinta monyetmu

Dua insan yang telah menjadi satu

Bahkan ayah ibu yang sudah berwindu-windu

Siapa yang menjamin akan bersama sampai akhir waktu?

Maka dari itu,

Jangan terlalu sanksi pada hubungan yang diskontinu

Hidup bukan seperti dongeng putri malu

Lebih baik terbiasa merindu, daripada hati membatu

Sudah kubilang, jodoh itu berbatas waktu

Sudah ada yang meramu kapan harus bertemu

Nikmati setiap candu, setiap haru, setiap sendu

Agar tidak ada ragu, ketika hidup harus melaju


Nuansa Rasa

Apabila...

Cuanki itu cari uang jalan kaki

Batagor itu baso tahu goreng

Es doger itu es dorong gerobak

Ketoprak itu ketupat toge digeprak

Perkedel itu persatuan kentang dan telur

Putu itu pencari uang tenaga uap

Apakah berlaku untuk

Almarhum dongeng?

Aransemen risauku?

Pasangan vespa yang lalu?

Rencana abadi?

Sasana kisah asmara?


Hai Nona Manis

Hai Nona Manis

Abangku sedang dipenuhi rasa ragu

Tapi kau bingung memilih baju

Abangku hanya bertingkah lumrah

Tapi katanya dihakimi berubah

Hai Nona Manis

Abangku ingin serius berhubungan

Tapi terhalang pulang jam delapan

Abangku ingin kau dan dia berjumpa

Tapi katanya harus izin keluarga

Hai Nona Manis

Abangku kelewat bimbang

Karena bedanya hidup nona dan abang

Abangku gelisah kalau tidak cocok

Karena belakangan sering bentrok

Tapi Nona Manis

Tahukah kamu?

Ketika malam sendu

Abangku masih sering merindu

Pada lesungmu yang dia anggap lucu


Bicara Konsep Pernikahan

Aku kasihan pada Siti Nurbaya

Ditinggal Samsu pergi ke Batavia

Terpaksa menikahi Datuk Meringgi

Tak bisa memilih konsep pernikahannya sendiri

Tidak seperti generasi kami,

Dengan mudahnya memberi opini

Beragam pandangan tentang pernikahan

Karena masing-masing punya keresahan

Dari perempuan-perempuan yang terlihat gagah

Namun di dalam hati, mantap dan pasrah

Hanya menunggu dia yang bisa dipanggil rumah

Yakin pernikahan sebagai pelengkap ibadah

Sebuah konsep yang masih asing bagi para lelaki

Karena ada yang yang masih nyaman sendiri

Dan memandang sebatas ajang reproduksi

Atau sejatinya, mereka masih sakit hati?

Tapi ada juga yang sedang tidak percaya

Menjadi saksi runtuhnya konsep keluarga

Dia yang yakin jodoh itu berbatas waktu

Lebih yakin pada konsep kumpul kerbau

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Inilah sebagian diskusi tak terkurasi antara insinyur, pengusaha, pialang saham, akuntan, konsultan, karyawan, dan karyawati. Ditulis dengan kiasan, samar-samar dan penuh sarkas.

Aku bisa jadi aku, bisa jadi bukan aku

Kamu bisa jadi kamu, bisa jadi bukan kamu

Dia bisa jadi dia, bisa jadi bukan dia

Dengan bebas berbagi cerita, tanpa bermaksud melanggar hak cipta. Dengan bebas beropini tanpa maksud menghakimi apalagi menyakiti. Khususnya pada kalian kaum Aquarius. Akibat terlalu banyak mendengar kata ‘Aquarius’ dalam satu malam. Memangnya ada agenda apa di bulan April, sehingga dunia harus memproduksi banyak Aquarius?


Malam dingin itu terasa hangat. Entah karena asupan batagor dan cuanki? Atau karena bebas meluapkan emosi? Terbiasa memendam masalah, hingga kadang hilang arah. Ya, seperti kami yang menunggu awan cerah, berharap bisa melihat bintang, padahal bintangnya sedang duduk saling memandang.

Terima kasih sudah mau berbagi waktu

Salam sapalah bila bertemu

Dan selalu ingat pesan murid ASU

Ini masih dalam kapasitasmu.

Masalah yang mengeruh Oh, perasaan yang rapuh Ini belum separuhnya Biasa saja Kamu Tak Apa - Hindia
83 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page