top of page
  • Writer's pictureTravelling Trilby

'Tanpa Peran'

Updated: Sep 5, 2020

Akhir tahun lalu, Gw dengan beruntungnya terpilih bersama 5 pemenang lainnya untuk pergi #Jalan2Jenius secara gratis ke Labuan Bajo selama 4 hari 3 malam. Labuan Bajo has always been on my bucket list, especially Padar Island. Pertama kali gw lihat foto Pulau Padar di pameran GEP, gw bertekad bahwa gw akan pergi kesana.


It turns out, God granted my wish much sooner than I expected.


Kita pertama kali bertemu di bandara Soekarno-Hatta terminal 1C. Complete strangers. Gak ada yang gw kenal sama sekali sebelumnya, setelah kepo-kepo di IG pun no clue.

Di sebuah kafe, berkumpulah 8 orang asing. 1 orang telat dan hampir ketinggalan pesawat , dan 1 orang baru ketemu di Labuan Bajo.


I'm gonna tell more stories about them or Labuan Bajo in other post, but this post I want to specifically share an eye opening experience of travelling with strangers.


📷 by @luckypakor

“10 Orang asing. Dengan acuhnya bercerita, tertawa, bersama. Layaknya teman lama.”

Gw suka solo travelling karena gw bisa bebas pergi kemana aja sesuai itinerary gw , mencoba apa saja yang gw mau dan suka, tanpa harus memikirkan orang lain. Di saat itu gw belom pernah ikut yang namanya Open trip, so it was my first.


Bayangkan 4 hari 3 malam di sebuah kapal dengan orang-orang yang belom pernah lo kenal. Sounds exciting? or burdening?


Jadi karena kita hidup di kapal sepanjang perjalanan dari satu pulau ke pulau lain, mau gak mau kita berkumpu di deck yang super cozy and do random shits. Ada yang main kamera, ada yang jadi model, ada yang denger lagu, ada yang tiduran, dan yang paling sering dilakukan: ngobrol and getting to know each other.


Jujur awalnya gw takut akan garing atau boring. Tapi let me tell you! Menurut gw yang gak bisa tergantikan dari #Jalan2Jenius kemarin bukan destinationnya, tapi those random talks relax moments at the deck with these strangers.


So at one point, I am having this conversation with Kak Erlin. Basically kita saling cerita pengalaman jalan-jalan dan apa alasan kita buat travelling. Kemudian dia cerita kalau dia pernah ke Labuan Bajo (or somewhere else?) sama temen-temennya, tapi dia suka jalan-jalan yang sekarang karena dia merasa "gak harus memainkan 'peran' tertentu."


And at that moment, I fell in love with that phrase.

Tapi phrase itu jadi lebih berarti lagi setelah malam terakhir kita di Labuan Bajo.

Seperti malam-malam lainnya, kita berkumpul di deck sambil selonjoran, lalu Kak Tiwi initiate an interesting game called 'First Impression'. Basically gamenya setiap orang disuruh cerita first impression dia ke masing-masing orang.

Dan beberapa bilang first impression gw itu sebagai orang yang kalem, diem, kaya Budi Doremi. Tapi setelah kenal ternyata aslinya bangsat (well, you know my sarcastic jokes).


And at that moment, I had my eyeopening.

Ketika kita Travelling sendiri dengan orang-orang baru, kita bisa jadi siapapun yang kita mau. Itu adalah kesempatan untuk kita mencoba sifat / persona yang mungkin belom pernah hidupi sebelumnya, and no harm.


Karena ketika kita pergi sama pacar, temen, atau keluarga, kita sudah punya "peran" yang harus dimainkan. Lets say, an obedient boyfriend, a quiet friend, a responsible son.

Tapi Rak? Kalau kita jadi orang lain yang bukan diri kita, artinya kita fake dong.


Now this is the interesting part from my experience. Being somebody else is one of the easy way to know yourself. Karena nyatanya kita gak bisa bohong dengan diri sendiri.


So, to be honest, lately I'm feeling quite down and not being myself for the past months. I didn't quite like the job I'm working now, and I'm not in the environment I'm comfortable in. Jadi Raka yang kalem dan diem yang orang-orang lihat as my 'First Impression' aslinya adalah 'Peran' yang terbentuk oleh lingkungan hidup gw belakangan ini.


"Adulthood is a lonely journey" It is indeed. Di kehidupan dunia nyata, besar banget kemungkinan untuk kita bisa termakan dengan diri sendiri dan predetermined 'role' of our society.

Tapi sepanjang jalan-jalan kemarin, I'm starting to feel like myself, be myself. Raka yang happy-go-lucky, kalau bercanda agak sialan dan gila, always trying to live out the best moments in his life. Pengalaman yang sangat positif dan energizing, definitely one of the best trip I had in so long.


It's funny how 9 strangers are the one who's helping me find my true self back.


To conclude, this is one of the many stories I'm gonna share about #Jalan2Jenius to Labuan Bajo. I hope my story can entertain or inspire you somehow. I believe some of you are also struggling & feeling 'eaten alive' by reality. I just want to say that you are not alone in this planet of 7 billion people. Just maybe, some strangers out there, can be the one who can help you find happiness.


Hasta La Vista!


Travelling Tips:

Buat kalian yang wondering pengen liburan atau jalan-jalan tapi gak ada temen?

GO! Just Go! Do solo travelling or join an open trip, and be whoever you want to be.

Escape a bit from reality and try experience life as you never live it before.


93 views

Recent Posts

See All
bottom of page